Sejarah Kerajinan Kuningan Boyolali
Sejarah kerajinan kuningan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memiliki akar yang dalam dan sangat erat kaitannya dengan tradisi dan budaya Jawa Tengah. Pengerjaan kuningan di Boyolali konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Pengaruh Hindu-Buddha pada saat itu mempengaruhi desain dan pola pengerjaan kuningan, dengan hiasan yang menggambarkan simbol-simbol keagamaan. Pada masa penjajahan Belanda, pengerjaan kuningan mengalami perubahan teknik dan bahan yang digunakan, dengan pengaruh Eropa dan peralihan dari perunggu dan timah ke kuningan. . Boyolali menjadi pusat utama kerajinan kuningan di Jawa Tengah pada abad ke-20, dengan peran penting dalam perekonomian lokal. Pemerintah daerah dan masyarakat telah berperan aktif dalam melestarikan dan mengembangkan kerajinan kuningan, melalui pembentukan kelompok pengrajin, pelatihan kerja serta pameran dan promosi produk. Pengerjaan perunggu Boyolali terus berkembang dengan inovasi desain dan teknik pembuatan. Keindahan, keterampilan dan kualitas kerajinan perunggu Boyolali telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan regional dan nasional, menjadikannya warisan budaya yang berharga dan sumber pendapatan bagi pengrajin, individu dan masyarakat setempat.